Tuesday, November 28, 2006

November 1828

"November 1828" adalah judul sebuah film karya sutradara almarhum Teguh Karya. Film pemenang citra ketika film Indonesia masih berjaya ini, menuturkan kisah kepahlawanan para pengikut Pangeran Diponegoro dalam "perang Jawa" pada kurun lima tahun, 1825-1830.

Diponegero kalah.Dia ditahan dengan cara yang sangat "Belanda", yaitu diundang ke sebuah pertemuan bersama panglima perang De Kock, tapi kemudian ditangkap dan diasingkan. Peristiwa itu terjadi hari kedua lebaran. Pelukis Raden Saleh melukiskan penangkapan itu dengan cara yang cerdas. Langit di luar gedung tempat Diponegoro ditangkap telihat mendung. Sementara pasukan Belanda bertubuh pendek tapi berkepala besar. Diponegoro sendiri tetap tenang dengan kepala menengadah ke atas.

Dua tahun lalu, juga di haria kedua lebaran, seniman tari Sardono W.Kusumo mementaskan prosesi penangkapan ini dengan kesadaran orang Jawa. Lembut tapi sarat dengan suasana batin yang bergolak.

Diponegero kemudian diasingkan ke Batavia ( Jakarta) di sebuah gedung yang kini masih megah berdiri "Stadhuis" alias gedung bicara. Kini menjadi Musium Fatahilah Jakarta. Di bagian belakang gedung ini, aku pernah melihat tempat di mana Diponegoro ditahan. Sebuan ruangan sempit dengan borgol yang digelayuti bola besi. Tapi ada yang menyebut, Diponegoro ditahan di bagian depan gedung tersebut. Kemudian Diponegoro di bawa ke Menado dan meninggal di sana.

Dalam catatan musium Fatahilah, hanya Untung Surapati yang bisa lolos dari kekejaman gedung bicara tersebut. Untung adalah pahlawan yang disebut-sebut berasal dari Bali.

Peristiwa yang terjadi di bulan November itu, mulanya hanya soal sepele. Yaitu patok tanah antara milik masyarakat dan milik kompeni hingga berkobarlah perang yang dananya sampai menguras keuangan pihak kompeni di Hindia Belanda. Karena cekak usai perang, kompeni kemudian mengumumkan adanya cultuur stelsel alias tanam paksa. Para petani pribumi dipaksa menanam produk pertanian yang laku di pasar eropa seperti teh, kopi dan cengkeh. Beberapa perkebunan teh yang terhampar di Puncak dan beberapa kawasan di Jawa Barat, adalah salah satu peninggalannya. Di luar Jawa, biasanya untuk tanaman kopi seperti di Deli, Sumatera Utara.

Kisah kuli kontrak yang dipekerjakan oleh kompeni, itu secara bagus digambarkan--salah satunya lewat novel "Koeli" karya Hermina-Skylilofs, sastrawan Belanda yang lahir di Surabawa, Jawa Timur.

Kisah ini terlalu panjang untuk dituliskan. Hanya sekadar pengingat di Bulan November. Selain ada film berjudul "Sweet November"

2 comments:

  1. Anonymous8:41 AM

    kalo ingat film "november 1828", ingat penebangan pohon pisang oleh bagian properti dengan alasan, tahun segitu pohon pisang belum ada di pulau jawa... karena kalo enggak, bisa di protes ahli botani saat mereka menonton hehehe
    btw, tengkyu udah mampir, salam buat kalam dan mizan, kapan-kapan cerita dong tentang mereka, ok?

    ReplyDelete
  2. Anonymous7:44 AM

    Sweet November yang mana ya?

    ReplyDelete