Monday, June 29, 2009 | 2:26 PM

Dari Mana Asal Kemanggisan?


Sudah menjadi kelaziman, setiap tempat atau daerah di Jakarta, diberi nama sesuai dengan ciri khas yang pernah ada di sana. Hal itu bisa berkaitan dengan nama orang (seperti ulama atau ketua kampung yang disegani). Misalnya, sebuah kawasan diberi nama Jl. Haji Junaidi atau Haji Ung. Bisa juga sesuatu yang menjadi ciri khas. Misalnya kemandoran, yang artinya tempat para mandor. Atau Kampung Rawa, karena dulu kampung tersebut memang banyak rawanya.

Nah, ada pula yang cukup unik. Kampus Bina Nusantara (Binus) lama yang terletak di Jl. KH Syahdan, dulu oleh penduduk Kemanggisan sering disebut Lapangan Cina. Padahal, menurut penuturan penduduk setempat, tidak banyak orang Cina di sekitar sana.

Tapi pemberian nama itu seolah "memberi isyarat" di kemudian hari. Sebab, Lapangan Cina yang dulu tempat bermain anak-anak itu, kini menjadi sebuah kampus megah, yang kebetulan mahasiswanya berasal dari etnis Cina. Tidak semua orang Cina, memang.

Tak jauh dari kampus Binus, ada daerah yang dinamakan Sandang. Ini adalah nama kompleks perumahan PT Sandang, yang kini entah masih hidup atau sudah bubar. Tapi, nama perumahan dan perusahaan itu cukup dikenal sehingga orang menyebut kompleks perumahan itu dengan sebutan Sandang. Dan penyebutan itu abadi hingga sekarang.

Tapi, dari mana asal kata Kemanggisan? Saya pernah menelusurinya, dengan bertanya kepada penduduk dan orang-orang tua. Juga mencoba membuka-buka literatur yang berisi kampung tua di Jakarta. ternyata tidak (atau belum) ditemukan asal kata Kemanggisan.

Menilik dari namanya, sepertinya berasal dari kata "Manggis". Yakni jenis buah-buahan yang kulitnya berwarna hitam namun dalamnya putih dan rasanya manis. Manggis pun sering dijadikan permainan teka-teki, yakni dengan menebak jumlah buah lewat bagian luarnya. Dari sinilah muncul istilah, "tebak-tebak buah manggis".

Bila demikian, boleh jadi dulu di Kemanggisan terdapat banyak pohon manggis. Sayang, banyak orang tua dulu yang geleng kepala saat saya tanyakan soal ini. Mereka tak tahu di mana ada kebun manggis dulu. Hanya yang pasti, saat Kemanggisan masih kampung, banyak rumah penduduk yang masih memiliki kebun yang diisi berbagai buah-buahan seperti nangka, pepaya, mangga sampai durian. Tapi manggis, tampaknya tidak ditemukan.

Ikhwal buah-buahan yang ditanam di halaman rumah penduduk, bisa dilacak dari cara mereka memberi istilah atau kosa kata dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, untuk anak-anak yang sering jatuh, ada istilah, " jatuh-jatuhan melulu kaya duren."

Sedangkan pohon nangka, ini adalah pohon yang batangnya sering digunakan untuk furniture atau perabot penduduk zaman dulu. Pintu kamar mandi di rumah saya, hingga sekarang masih menggunakan bahan yang terbuat dari kayu nangka. Kayu nangka itu diambil dari pohon nangka depan rumah. Satu pohon batangnya dibagi tiga bilah yang kemudian digabung menjadi satu pintu. Pintu kamar mandi itu sudah dibuat sejak 1970. Dan saya baru memperbaikinya satu kali, yakni bagian bawah pintu yang karet pelapisnya lepas karena paku yang digunakan berkarat sehingga terlepas.

Kembali ke soal nama, jadi dari mana kata Kemanggisan itu berasal? Apakah berasal dari kata Kemang? Oya, kemang adalah sejenis buah yang masih satu keluarga dengan mangga. Nama latinnya mangifera kemang caecea. Hingga tahun 1950-an, di Jakarta masih terdapat buah kemang. Tapi sekarang sudah tidak ada lagi. Kabarnya hanya ditemukan di kawasan Bogor.

Nah, nama kemang itulah yang kini dijadikan kawasan di Jakarta Selatan, yang dikenal kawasan elite karena dihuni banyak orang kaya Jakarta termasuk ekspatriat. Tapi lagi-lagi ini tidak merujuk kepada Kemanggisan.

Tampaknya, asal-usul Kemanggisan masih menjadi misterius. Ada yang tahu?

Image hosted by Photobucket.com

6 comments