Friday, January 24, 2014 | 7:47 PM

Kemanggisan Pulo


Ada beberapa nama di Jakarta yang menggunakan kata "pulo". Seperti Kampung Pulo, Kemanggisan Pulo dan Pulo Gadung. Biasanya, kampung yang disertai kata pulo itu, dekat dengan sungai, sawah atau rawa. Jadi, tidaklah mengherankan bila Kampung Pulo yang terletak di Jatinegara, Jakarta Timur sering kebanjiran. Karena bersebelahan dengan Sungai Ciliwung.

Nah, begitu pula dengan Kemanggisan Pulo yang akan saya ceritakan ini. Posisinya agak meninggi dibandingkan kampung lain di sekitarnya, dan dulu pernah dikelilingi oleh pesawahan. Sekarang pesawahan sudah tidak ada  karena berganti perumahan penduduk. Namun letak kampuang yang agak meninggi masih bisa kita rasakan sampai sekarang. Penanda Kemanggisan Pulo adalah papan nama yang cukup jelas bila kita masuk dari kober (kuburan umum) Kemanggisan. Atau bisa juga masuk dari Komplek Hamkan, akan ada jalan kecil yang meninggi.

Kawasan yang agak meninggi ini tak banyak disadari oleh banyak orang. Padahal dari sisi mana pun, letak tanahnya yang meninggi itu sangat kentara. Bila diakses dari Jalan Swadaya atau Jalan Harun dan Gang Janda, akan ada gang sempit yang menanjak. Gang Janda? Ya, nanti akan saya ceritakan di lain kesempatan.

Kemanggisan Pulo tak pernah terdengar kena banjir seperti halnya beberapa kawasan lain di Kemanggisan dan sekitarnya seperti Palmerah. Padahal di sekitarnya ada Kali Grogol yang lumayan besar. Mungkin Kali Grogol masih agak lebar, meski di tepinya dipadati penduduk.

Tak ada yang istimewa dari Kemanggisan Pulo ini. Namun, ini merupakan salah satu kampung tua yang ada di Kemanggisan. Kerabat dari isteri saya yang berasal dari Kemanggisan masih banyak yang tinggal di sini, termasuk nenek isteri saya.

Kemanggisan Pulo sering menjadi tempat berlalu lalang penduduk, yang akan menuju ke Slipi atau Komplek Hankam. Komplek Hankam selain dikenal dengan perumahan dan Rumah Sakit Angkatan Darat Patria IKKT juga sebuah lapang luas, tempat digelarnya pasar malam.

Di Kemanggisan Pulo selain cukup banyak masjid dan mushola juga terdapat  sebuah gelanggang olahraga milik kecamatan. Tidak terlalu besar, tapi lumayan luas untuk gelanggang olahraga milik sebuah kampung. Halamannya  sering dijadikan parkir kendaraan penduduk.

Meski awalnya perkampungan Betawi, namun saat ini di Kemanggisan Pulo sudah diisi oleh berbagai suku. Mungkin warga Betawinya sudah tinggal sedikit. Kemanggisan Pulo yang saya kenal, cukup aman bahkan jarang terdengar aksi-aksi kriminal yang meresahkan. Seperti biasa, banyak penduduk yang nongkrong di depan rumah tapi tak pernah ada keributan. Bila mahgrib tiba, penduduk masih terlihat menuju mushola. Suara adzan dan sholwat kerap terdengar dari langgar yang ada. Kampung tua yang cukup damai.    

    

Image hosted by Photobucket.com

0 comments