Thursday, September 09, 2010 | 7:36 PM

Malam Lebaran


Sebelum berkeluarga, saya sempat sedih ketika Lebaran di Jakarta. Soalnya, usai salat Idul Fitri, tak ada yang jualan makanan. Setelah hari siang barulah ada penjual bubur yang lewat sehingga perut pun terselamatkan hari itu. Ironis memang, di saat banyak orang kelimpahan makanan saya justeru tak tersentuh nasi.

Kini, ketika memiliki isteri orang Betawi Kemanggisan, cerita itu hanya tinggal kenangan. Saya justeru bisa Lebaran di Jakarta dengan segala keunikannya. Misalnya, saat hari terakhir puasa, orang-orang di sekitar rumah sibuk mempersiapkan ketupat dan sayur kacang. Menu ini tidak berubah sejak dulu. Tak lupa ada semur daging sebagai penambah selera.

Ada pula menu yang menurut saya agak aneh: yaitu sirup (orang di Kemanggisan menyebutnya orson) yang tidak diseduh air, tapi dituangkan ke dalam piring kecil. Sirup ini lalu menjadi bahan untuk ditotoli oleh roti. Ya, begitu cara menyantapnya.

Bagi keluarga yang memiliki banyak tenaga dan dana, satu kue yang tidak boleh dilewatkan adalah kue saptu. Kue ini dibuat dengan cara mencetak dalam satu lembar kayu yang sudah dibuat cetakannya. Bahan dasarnya terbuat dari tepung dan kacang ijo. Kalau sudah matang rasanya manis, ukurannya kecil.

Saudara yang dekat rumah memiliki kebiasaan mengumpulkan tetangga dan saudara untuk acara tahlilan menjelang berbuka. Buka di hari akhir puasa, yang juga sekalian untuk mendoakan kerabat dan keluarga yang sudah meninggal. Hidangannya sayur kacang, semur daging dan ketupat. Oya, tak lupa pisang raja ukuran besar yang biasa digunakan untuk acara lamaran.

Anehnya, di malam Lebaran pula ada petasan saling bersahutan. Sebab, sudah lama petasan dilarang selama puasa. Ternyata, bagi orang Betawi petasan ibarat penanda waktu yang sudah lama digunakan. Selain menandakan waktu akhir puasa, juga dipakai saat rombongan keluarga lelaki datang sebagai calon pengantin ke rumah calon mempelai perempuan. Demikian juga saat jemaah haji baru tiba di rumah, suara petasan akan dibunyikan. Tidak heran di luar bulan puasa, pada waktu pagi hari atau sore sehabis magrib terdengar bunyi petasan.

Orang-orang memukul bedug di malam Lebaran itu. Malam yang ramai.

Image hosted by Photobucket.com

0 comments