Thursday, December 12, 2013 | 11:49 AM

Menjelang Tutup Tahun


Musim hujan sudah diramalkan jauh-jauh hari. Jakarta akan diguyur hujan sepanjang penutupan akhir tahun 2013 ini. Puncaknya diperkirakan akan jatuh pada bulan Pebruari tahun depan. Hujan memang sudah berkali-kali turun, sejak sore hingga malam. Terkadang subuh pun air sudah tercurah dari langit.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah banjir. Itulah persoalan yang sejak dulu hingga kini masih belum tuntas dihadapi warga Jakarta. Apalagi mereka yang berumah tak jauh dari tepi sungai. Meski tidak lebar, namun Jakarta adalah kota yang cukup banyak dialiri sungai. Sungai yang membelah kawasan Palmerah dan Kemanggisan sering disebut Kali Inspeksi. Lebarnya tidak lebih dari tiga meter, dengan panjang yang tidak diketahui. Tapi sungai ini anak Sungai Ciliwung yang bermuara hingga ke Tanjung Priok di Jakarta Utara. Sekitar tahun 1980-an, Kali Inspeksi yang sering saya lewati saat pulang kerja, tak jauh dari Pasar Pisang dan pasar Bintang Mas, sering meluap. Banjir yang datang sering masuk ke dalam rumah. Pemerintah Jakarta berinisiatif melebarkan dan mengeruk kali ini, hingga saat ini banjir pun berkurang. Dalam keadaan hujan deras sekalipun, tak pernah lagi airnya meluap.Kali ini pun sudah dilengkapi dengan peralatan penjaring sampah otomatis.Sehingga sampah yang melewati bisa diangkut.

Menurut mertua saya, dulu, hingga tahun 1950-an, kali ini menjadi tumpuan warga untuk membersihkan mandi dan cuci. Sudah pasti karena airnya jernih. Salah satu pemandangan bisa adalah mencuci barang-barang usai acara hajatan seperti kawinan. Dulu tidak ada penyewaan tenda seperti sekarang. Salah satu peralatan yang digunakan adalah tenda yang terbuat dari gedek atau bilik. Usai pesta, tenda-tenda itu akan dicuci di kali yang mengalir. Begitu pula dengan barang-barang lain seperti gelas dan piring.

Tentu saja jangan membayangkan saat ini. Kali itu saat ini berair hitam dan dangkal. Memang, di tepi kali masih ada pepohonan tumbuh dan juga tempat nongkrong sebagian orang. Hal  yang patut disyukuri kali itu tidak membawa banjir. Walhasil, kawasan Palmerah hingga Kemangisan sampai sekarang jarang terkena banjir. Kalau pun ada hanya genangan yang diakibatkan oleh saluran drainase rusak atau parit yang mampet karena tak dirawat.

Palmerah dan Kemanggisan adalah kawasan kampung tua yang sudah berdiri sejak sebelum Indonesia merdeka. Kampung yang dulu  dialiri sungai, sawah dan kebun yang membentang. Semoga tetap bebas dari banjir selamanya.       
       

Image hosted by Photobucket.com

0 comments