Wednesday, September 16, 2009 | 10:44 AM

Dari Dul Lenong Hingga Hamid Domek


Bukan bermaksud meledek bila tulisan ini mengupas sebutan yang akrab di telinga masyarakat Betawi Kemanggisan. Tapi upaya mengupas seluk beluk bagaimana sekelompok orang saling menyapa secara akrab.

Mertua saya mengenal seseorang yang disapa dengan sebutan "Dul Lenong". Jelas bukan nama sebenarnya. Tapi orang-orang tak kenal siapa nama dia saat dia dilahirkan. Hanya sebutan itulah yang paling akrab dan diketahui masyarakat. Apakah dia pemain Lenong? "Bukan kata mertua saya." Itulah yang disebut nama "poyokan".

Sahabat saya memiliki kakek yang sudah meninggal bernama lengkap Abdul Hamid. Semasa hidupnya, kakek Hamid beberapa kali menikah. Orang-orang kemudian memberi julukan kepadanya HAmid Domek. Domek adalah kependekan dari doyan....(saya tidak akan meneruskan kata pada titik-titik itu karena terlalu porno).

Sebutan lain yag cukup akrab di telinga warga Kemanggisan adalah Dul dan Mat. Dul, biasanya berasal dari kata Abdul, yang artinya hamba. Dalam film "Si Doel Anak Betawi" yang dibintangi oleh Rano saat masih kanak-kanak, ada adegan di mana Si Dul memperkenalkan diri di hadapan teman-temannya di depan kelas dan membuat sebagian murid tertawa.

Uniknya, sebutan Si Dul ini akan terus melekat hingga si pemilik nama sudah tua. Tidak heran bila Si Dul yang sudah berangkat haji dan menjadi guru ngaji, akan dipanggil dengan sebutan Ustadz Haji Si Dul.

Hal yang sama terjadi pada Mat, yang terambil dara kata Ahmad atau Muhamad. Di belakang nama Mat akan dituliskan panggilan lain, misalnya, Mamat Encek atau Mamat Buluk. Sebutan Encek dan Buluk jelas bukan nama sebenarnya. Encek bisa merujuk pada mata yang sipit karena mirip orang Cina. Buluk, barangkali orangnya agak buluk. Sama dengan seorang yang dipanggil Mat Rombeng. Nama ini cukup dikenal di Kemanggisan. Saya sempat perhatikan, tidak ada yang rombeng pada Mamat yang satu ini. Kabarnya, dulu dia suka memakai baju yang rombeng.

Lain dengan Udin. Nama lengkapnya bisa Saefudin atau Syafrudin. Nama ini pun sering disematkan pada posisi atau keadaan fisiknya. Misalnya, Udin RT karena kebetulan dia seorang ketua RT. Atau Udin pelor, bagi Udin yang berbadan tinggi kurus.

Masih banyak nama poyokan lain yang kadang membuat saya tersenyum mendengarnya. Tapi jangan lupa menuliskan nama poyokan ini bila mengundang atau orang yang bersangkutan akan mengundang. Bila hanya nama lengkap yang dituliskan, boleh jadi banyak orang terbengong-bengong sebab merasa tidak kenal.

Image hosted by Photobucket.com

0 comments